Jumlah fi'liyah dan Ismiyah dan isim makrifat
Jumlah Ismiyah
1. JUMLAH ISMIYAH
Adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan kalimah isim (kata benda).
Susunan kalimatnya terdiri dari mubtada’ dan khobar.
Adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan kalimah isim (kata benda).
Susunan kalimatnya terdiri dari mubtada’ dan khobar.
Mubtada’ adalah subyek pada
jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah.
Sifat dari mubtada' adalah
Sifat dari mubtada' adalah
a.Harus berupa isim ma'rifat.
b.I’robnya rofa’.
Khobar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk menerangkan keadaan mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak kalimat). I'robnya khobar juga rofa'.
Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.
Contoh :
زَيْدٌُ أُسْتاَذٌُ ( Zaid adalah seorang guru)
الرَّجُلاَنِ أُسْتاَذاَنِ ( dua orang orang laki-laki itu adalah 2 guru)
زَيْدٌُ بَيْتُهُ كَبِيْرٌُ ( Zaid rumahnya besar)
Keterangan :
Kata yang berwarna merah adalah mubtada’ sedangkan yang berwarna hitam adalah khobar.
Pada contoh 1 dan contoh 2 dapat kita lihat kesesuaian anara mubtada’ dan khobar dalam hal bilangannya. Sedangkan pada contoh 3 khobarnya adalah berupa jumlah/kalimat.
Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat nominal apabila khobarnya berupa kalimah isim (kata benda)
Contoh : زَيْدٌُ طاَلِبٌُ (Zaid adalah seorang pelajar)
Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat verbal apabila khobarnya berupa kalimah fi'il (kata kerja)
Contoh : زَيْدٌُ جاَءَ الَي الْمَدْرَسَةِ (Zaid telah datang ke sekolah)
Keterangan
Pada kalimat pertama dapat kita
lihat bahwa khobarnya berupa kalimah isim yaitu طاَلِبٌُ
sehingga terbentuk kalimat nominal sedangkan pada kalimat ke-dua khobarnya
berupa kalimah fi'il yaitu جاَءََ sehingga terbentuk kalimat
verbal.
Jumlah Fi'liyah
JUMLAH FI’LIYAH
Adalah jumlah yang diawali dengan kalimah fi’il.
Terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fa’il/subyek adalah isim yang terletak setelah fi’il ma’lum ( Kata kerja aktif) dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.
Apabila fa’il berbentuk muannast ( feminin) maka fi’il juga harus muannast. Begitu juga apabila berbentuk mudzakar.
Namun apabila fa’il berbentuk mutsanna (ganda) ataupun jamak (banyak) maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Contoh :
قَرَأَ مُحَمَّدٌُ (Muhammad telah membaca)
قَرَأَتْ هِنْدٌُ (Zaid sedang membaca)
يَقْرَأُ زَيْدٌُ (Hindun telah membaca)
يَقْرَأُ الطَّالِبُوْنَ (Para
siswa sedang membaca)
Keterangan : kata yang berwarna merah adalah fi’il sedangkan yang berwarna putih adalah fa'il.
Adalah jumlah yang diawali dengan kalimah fi’il.
Terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fa’il/subyek adalah isim yang terletak setelah fi’il ma’lum ( Kata kerja aktif) dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.
Apabila fa’il berbentuk muannast ( feminin) maka fi’il juga harus muannast. Begitu juga apabila berbentuk mudzakar.
Namun apabila fa’il berbentuk mutsanna (ganda) ataupun jamak (banyak) maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Contoh :
قَرَأَ مُحَمَّدٌُ (Muhammad telah membaca)
قَرَأَتْ هِنْدٌُ (Zaid sedang membaca)
يَقْرَأُ زَيْدٌُ (Hindun telah membaca)
يَقْرَأُ الطَّالِبُوْنَ (
Keterangan : kata yang berwarna merah adalah fi’il sedangkan yang berwarna putih adalah fa'il.
Pada contoh 1 dan 2 dapat kita
lihat kesesuaian antara fi’il dan fa’il dalam jenisnya yaitu mudzakar dan
muannast. Sedangkan pada contoh 3 dan 4 dapat kita lihat bahwa berapapun
bilangan failnya fi’il harus tetap mufrod.
makasih. sangat membantu :)
BalasHapusSangat membantu ade2 di sekolah darul isitiqomah
BalasHapusArtinya kebaalik yaa yg jumlah fi'liyah... tp alhamdulillah sudah sangat membantu
BalasHapusAlhamdulillah sangat membantu
BalasHapus